Engkau
pendar cahaya abadi
dan
kami hanyalah kerlip nyala yang sesaat dipinjamkan.
Oh
Engkau yang tidak memisahkan kehidupan dari kematian,
bagaimana
bisa manusia ingkar padaMu?
Satu-satunya yang menggenggam angkasa tapi merasa gulana,
tak terpuaskan oleh yang terlena
dan jiwa jiwa yang terjaga.
Satu-satunya yang menggenggam angkasa tapi merasa gulana,
tak terpuaskan oleh yang terlena
dan jiwa jiwa yang terjaga.
Berkahi
aku kehidupan surgawi, oh Tuhan!
Bentangkan masa-ku kepada keabadian.
Ajari aku mengendalikan ucapanku.
Anugerahi aku segenap kekuatan untuk melintas jalan
Bentangkan masa-ku kepada keabadian.
Ajari aku mengendalikan ucapanku.
Anugerahi aku segenap kekuatan untuk melintas jalan
yang
telentang di depan.
Aku bersenandung tentang dunia lain,
Aku bersenandung tentang dunia lain,
surga
tempat datangnya Kitab ini.
Aku
samudera tapi siapakah yang akan menyelam
ke
dasarnya? Hanya debur ombak berhamburan terlihat
oleh
para penghuni pantai pantaiku.
Aku
tak berharap kepada para orang tua,
aku
berkidung tentang hari-hari yang akan tiba,
tapi tolonglah kata-kata belia ini
agar mampu memahami dan meyelami kedalamanku
tapi tolonglah kata-kata belia ini
agar mampu memahami dan meyelami kedalamanku
dengan
gampang.
Javid
Namah (Ziarah Abadi),
Allamah Muhammad Iqbal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar