Khutbah
Imam Ali bin Abi Thalib as
Orang
yang berpikir cerdas melihat ke tujuannya. Ia mengetahui jalannya yang rendah
maupun jalannya yang tinggi. Si
penyeru telah menyeru. Si gembala
telah membenahi (gembalaan-nya), maka sambutlah si penyeru dan ikutilah si
gembala. Mereka (para penindas)
telah memasuki samudra kekacauan dan telah mengambil jalan bid’ah ketimbang sunnah
–sementara kaum mukmin telah tenggelam ke bawah, dan orang-orang tersesat dan
pembohong sedang berbicara. Kami (ahlulbait)
adalah orang-orang dekat, para sahabat, pemegang perbendaharaan (khazanah) dan
pintu (sunnah). Rumah tidak dimasuki kecuali melalui pintunya. Barangsiapa yang memasuki dari selain pintunya dinamakan
pencuri .
Kehalusan Al-Qur'an adalah tentang mereka (Ahlulbait) dan mereka adalah bendaharawan (khazanah) Allah. Bilamana mereka bicara, mereka berkata benar, dan bilamana mereka diam, tak seorang pun dapat berkata tanpa mereka berkata. Pelapor harus melaporkan dengan benar pada ummatnya, harus memelihara akalnya, dan harus menjadi salah satu dari anak-anak dunia akhirat, karena ia telah datang dari sana dan akan kembali ke sana.
Awal perbuatan dari orang yang melihat dengan hatinya dan berbuat dengan mata ialah menimbang apakah perbuatan itu akan merugikan atau menguntungkannya. Apabila perbuatan itu menguntungkannya, ia akan menurutinya, tetapi apabila merugikannya, ia menjauh darinya. Karena orang yang bertindak tanpa pengetahuan adalah ibarat melangkah tanpa jalan. Maka penyelewengannya dari jalan itu menjauhkannya dari tujuannya. Dan orang yang berbuat menurut pengetahuan adalah ibarat orang yang melangkah pada jalan yang jelas. Oleh karena itu, orang yang melihat haruslah melihat apakah ia maju atau kembali .
Anda pun harus tahu bahwa luar (dari barang sesuatu) mempunyai (bagian) dalam yang serupa. Barang sesuatu yang luarnya baik maka dalamnya pun baik, dan barang sesuatu yang luarnya buruk maka dalamnya pun buruk. Nabi saw telah bersabda bahwa Allah mungkin mencintai seseorang tetapi membenci perbuatannya, dan mungkin mencintai perbuatannya tetapi membenci orang itu. Anda pun harus mengetahui bahwa setiap perbuatan adalah seperti tumbuhan, dan tumbuhan tak dapat hidup tanpa air, sementara air berbeda-beda. Maka di mana air itu baik –maka tumbuhan itu baik dan buahnya manis, sedangkan di mana air itu buruk maka buahnya pahit.
Kehalusan Al-Qur'an adalah tentang mereka (Ahlulbait) dan mereka adalah bendaharawan (khazanah) Allah. Bilamana mereka bicara, mereka berkata benar, dan bilamana mereka diam, tak seorang pun dapat berkata tanpa mereka berkata. Pelapor harus melaporkan dengan benar pada ummatnya, harus memelihara akalnya, dan harus menjadi salah satu dari anak-anak dunia akhirat, karena ia telah datang dari sana dan akan kembali ke sana.
Awal perbuatan dari orang yang melihat dengan hatinya dan berbuat dengan mata ialah menimbang apakah perbuatan itu akan merugikan atau menguntungkannya. Apabila perbuatan itu menguntungkannya, ia akan menurutinya, tetapi apabila merugikannya, ia menjauh darinya. Karena orang yang bertindak tanpa pengetahuan adalah ibarat melangkah tanpa jalan. Maka penyelewengannya dari jalan itu menjauhkannya dari tujuannya. Dan orang yang berbuat menurut pengetahuan adalah ibarat orang yang melangkah pada jalan yang jelas. Oleh karena itu, orang yang melihat haruslah melihat apakah ia maju atau kembali .
Anda pun harus tahu bahwa luar (dari barang sesuatu) mempunyai (bagian) dalam yang serupa. Barang sesuatu yang luarnya baik maka dalamnya pun baik, dan barang sesuatu yang luarnya buruk maka dalamnya pun buruk. Nabi saw telah bersabda bahwa Allah mungkin mencintai seseorang tetapi membenci perbuatannya, dan mungkin mencintai perbuatannya tetapi membenci orang itu. Anda pun harus mengetahui bahwa setiap perbuatan adalah seperti tumbuhan, dan tumbuhan tak dapat hidup tanpa air, sementara air berbeda-beda. Maka di mana air itu baik –maka tumbuhan itu baik dan buahnya manis, sedangkan di mana air itu buruk maka buahnya pahit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar