Label

Sajak Prosa


Kau bertanya bagaimana kata jadi sajak? Puisi tak pernah meminta dirinya untuk ditulis, sebelum kau menerima dunia sebagai tempat bermain. Seperti ketika aku duduk dan memikirkannya sebagai anak-anak. Seperti ketika seorang lelaki ingin tidur di hamparan dadamu. Dan mungkin kau pernah membacanya dalam sejilid buku cerita, ada banyak mereka yang menangis tapi tak punya cukup airmata.

Tentu berbeda ketika kau menonton sebuah sinema yang paling kau suka, di mana kaubayangkan dirimu sebagai salah-seorang tokohnya. Mungkin seperti selembar foto yang kau lupakan, lalu teringat kembali ketika membuka album lama. “Sudahkah kau makan malam, sayang?” dan kau tak perlu menulis surat cinta sekedar untuk bilang rindu atau kata-kata I love you. Sebab kau telah mengatakannya lewat status fesbukmu.

Dan kemarin, kalau tak salah di hari Sabtu, kau bilang sedang flu setelah gerimis sehari yang lalu. Saat itu aku berusaha, tentu saja dengan cermat, memahami jalinan sintaksis status-status fesbukmu, yang menurutku lebih mirip serial puisi-puisi haiku dan fiksi bersambung yang tak pernah rampung. “Apa yang sedang kaupikirkan, sayang?” sungguh aku rindu kamu meski tak kunyatakan lewat status-status fesbuk-ku.

(Sulaiman Djaya, 2014) 



Kenapa Kami Memilih Mazhab Ja'fari



Terjemahan dari Kitab Limadha Akhtartu Madhhab Ahlul-Bait AS karya Syeikh Muhammad Mar’i al-Amin al-Antaki  [Edisi Pertama, Cetakan Halab, Syiria, 1402 H]

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Pencipta makhluk seluruhnya. Yang mengutus para rasul kepada makhluk-Nya untuk memberikan mereka petunjuk, mengenalkan kepada mereka Pencipta mereka, dan menuntun mereka untuk mengerjakan amal sesuai yang disyariatkan kepada mereka. Dan Dia menugaskan setiap nabi untuk mengangkat para washiyy (orang-orang yang menerima wasiat untuk menjadi pemimpin/khalifah sepeninggalnya) untuk menguatkan apa yang telah disyariatkan-Nya.

Semoga shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada penutup para nabi dan rasul, Muhammad, dan keluarganya yang suci. Dan semoga Allah meridhai para sahabat beliau yang diberkati dan dipilih, dan semoga Allah melaknat musuh-musuh Rasul-Nya dan keluarga beliau yang disucikan, dan yang dipelihara dari kesalahan dan kekeliruan mengikuti mazhab yang hak, yaitu mazhab Ahlulbait. Mazhab Ahlulbait ini adalah mazhab cucu Rasulullah Saw, Imam Ja'far ash-Shadiq As. Empat mazhab fiqih yang terkenal dalam Islam (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali) bersumber dari mazhab Imam Ja'far ash-Shadiq ini, maka ia (mazhab Ahlulbait) adalah akar, sedangkan empat mazhab tersebut adalah cabangnya.

Sebab, orang yang mula-mula Mengambil pelajaran (berguru) kepada Imam Ja'far ash-Shadiq As adalah Abu Hanifah Nu'man bin Tsabit. Abu Hanifah pernah berkata, "Kalaulah bukan karena dua tahun, niscaya binasalah Nu'man (Abu Hanifah)." Yang dia maksudkan dengan "dua tahun" adalah masa dia berguru dan mengambil berbagai ilmu dari Imam Ja'far Ash-Shadiq As. Kemudian Malik mengambil ilmu dari kitab-kitab Abu Hanifah. Kemudian Asy-Syafi'i berguru dan mengambil pelajaran dari Malik, Malik mengajarkan kepadanya ilmu-ilmu yang ia pelajari dari kitab-kitab Abu Hanifah, dari Imam Ja'far ash-Shadiq As.

Kemudian Ahmad bin Hanbal juga seperti itu. Banyak sekali ulama besar yang berguru kepada Imam Ja'far ash-Shadiq As. Tempat tinggal Imam Ja'far ash-Shadiq As di Madinah, Kufah, Hirah, dan di mana saja Sang Imam tinggal menjadi pusat ilmu pengetahuan, dimana para ulama ulama, fuqaha, kaum sufi, dan ulama terkemuka pada zamannya belajar darinya di beberapa tempat tersebut. Imam Ja'far ash-Shadiq As mengajarkan kepada mereka ilmu-ilmunya yang bersumber dari wahyu kenabian Muhammad Saw, baik yang berupa ilmu syariat, rahasia-rahasia hikmah, maupun ilmu-ilmu lain, seperti IImu Falak, Kedokteran. Matematika, Kimia, dan berbagai ilmu lainnya yang tidak terdapat! pada yang selainnya.

Orang-orang Syiah mengambil pelajaran dari Imam Ja'far ash-Shadiq As karena mereka meyakini keimamannya dan kemaksumannya sesuai dengan nash hadis  Rasulullah Saw, sedangkan selain mereka berguru kepadanya karena mereka tunduk pada kesuciannya dan kedudukannya yang agung dan juga karena mereka melihat keutamaan-keutamaan, kemampuan, dan anugerah-anugerah yang diberikan Allah Swt kepadanya. Anda akan mendengarkan pujian-pujian para ulama, baik dari golongan Syiah maupun Sunni, terhadap Imam Ja'far ash-Shadiq As. Oleh karena itu, mazhab yang empat tersebut bercabang dari Imam Ja'far ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir As.

Seluruh sumber sejarah, baik Sunni maupun Syi'ah, sepakat akan hal ini. Apa saja yang terdapat dalam kitab-kitab empat mazhab ini yang sesuai dengan mazhab al-Ja'fari (mazhab Ahlulbait), niscaya ia bersumber dari Imam Ja'far Ash-Shadiq As, sedangkan yang bertentangan dengan mazhab aI-Ja'fari, ia bersumber dari hasil ijtihad mereka sendiri. Akan tetapi, anehnya, ketika kami mengikuti dan masuk ke dalam mazhab Ahlulbait yang mulia ini, seakan-akan kiamat telah bangkit, sebagaimana akan kami jelaskan secara terperinci segera dalam buku ini. Banyak jamaah dan komunitas dari berbagai negeri meminta kami untuk menjelaskan alasan-alasan yang menyebabkan kami mengikuti mazhab Ahlulbait ini. Maka, kami pun, sembari menyebutkan biografi kami, memenuhi permintaan mereka dan menuruti kehendak mereka.

Lalu kami pun menuliskan buku ini, walaupun sebenarnya kami sebelum ini telah menulis beberapa buku setelah Allah Swt memberikan hidayah-Nya kepada kami untuk mengikuti mazhab Ahlulbait ini, baik yang tebal dan terperinci maupun yang ringkas, sebagiannya telah  diterbitkan, dan sebagian yang lain masih berupa manuskrip. Sebagian buku kami tersebut telah tersebar luas dan mendapatkan ketenaran di beberapa negara Islam. Kami senantiasa menyampaikan dalil-dalil kami dengan hujjah-hujjah yang kukuh, yang tidak ada yang dapat menolaknya, kecuali orang-orang yang sombong dan menentang kebenaran. 




Bertamu Kepada Ayatullah al-Burujurdi

Terjemahan dari Kitab Limadha Akhtartu Madhhab Ahlul-Bait AS karya Syeikh Muhammad Mar’i al-Amin al-Antaki  [Edisi Pertama, Cetakan Halab, Syiria, 1402 H]

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kalian dua pusaka yang berharga; Kitab Allah dan Itrah Ahlul Baitku. Selama berpegang pada keduanya, kalian tak akan tersesat selama lamanya. Dan keduanya  tidak akan terpisah hingga menjumpaiku di telaga Kautsar, di Hari Kiamat kelak”. (H.R. Sahîh Muslim jilid 7, hal 122. Sunan ad-Darimi jilid 2, hal 432. Musnad Ahmad jilid 3, hal 14, 17, 26 dan jilid 4, hal 371 serta jilid 5, hal 182 dan 189. Mustadrak al-Hakim jilid 3, hal 109, 147 dan 533, juga dalam kitab-kitab induk -hadis yang lain)

Sikap Imam Akbar Ayatullah al-Burujurdi Terhadap Kami 

Apabila berita kesulitan hidup kami sampai kepada Sayyid Syarafuddin RH, dia mengutus surat kepada Ayatullah al-'Uzma Sayyid al-Husain al-Tabataba'i RH dan menerangkan keadaan kami. Lalu Ayatullah Burujurdi menolong kami. Pada hakikatnya dialah yang menyokong kami di dalam menyampaikan mazhab yang benar daripada Allah, Rasul dan itrahnya yang disucikan AS (‘Alayhimus Salam). Begitulah juga Sayyid Syarafuddin RH yang telah memainkan peranan yang tidak kurang juga pentingnya. Karena itu kami membuat keputusan untuk melawat Iraq dan Iran karena sebab-sebab tertentu.

Lawatanku ke Iraq

Pada tahun 1370H/1950M, dengan taufik Allah SWT aku dapat menziarahi makam-makam yang suci di Iraq. Aku juga diberi kesempatan untuk bertemu dengan para ulama dan para mujtahid yang mulia, dengan penuh kemesraan yang aku tidak dapat membayangkannya.

Bandar Baghdad

Di Baghdad aku menjadi tamu kepada Sayyid al-Sadr, Perdana Menteri Iraq. Sepanjang aku di Baghdad, aku berjumpa dengan kebanyakan ulama di Baghdad seperti Allamah Sayyid Hibat al-Din al-Syarastani, Sayyid Ali Naqiyy al-Hadiri, Ustaz Ahmad Amin, pengarang buku al-Takamul fi l-Islam dan lain-lain.

Bandar Kazimiyyah Yang Mulia

Aku juga berjumpa dengan para ulama di Kazimiyyah seperti al-'Allamah Ahmad al-Kisywan, al-'Allamah al-Sayyid 'Ali al-Sadr, al-'Allamah al-Sayyid Muhammad al-Mahdi al-Isfahani al-Kazimi, al-'Allamah Syaikh Marzah Ali Zanjani dan lain-lain.

Bandar Karbala al-Muqaddasah

Di bandar ini aku menjadi tamu kepada al-'Allamah al-Sayyid al-'Abbas al-Kasyani. Aku juga sempat berjumpa mujtahid Sayyid Mirza Hadi al-Khurasani, Mujtahid al-Sayyid al-Hasan Aghamar, Mujtahid Syaikh Muhammad al-Khatib, Mujtahid Mahdi Syirazi, Mujtahid Muhammad Ridha al-Asfahani al-Hai'ri, Mujtahid Sayyid Muhammad al-Tahir al-Bahrani, Sayyid Murtadha dari keluarga Tabataba'i, al-'Allamah Syaikh Muhammad 'Ali dari keluarga Syibawaih, Sayyid al-Milani, Syaikh Ja'far al-Rasyti dan lain-lain.

Bandar Najaf al-Asyraf

Di Najaf aku menjadi tamu kepada Ayatullah al-'Uzma Sayyid al-Muhsin al-Hakim al-Tabataba'i. Semasa di Najaf aku berjumpa para mujtahid yang masyhur seperti Ayatullah al-'Uzma Sayyid Mirzah 'Abdu l-Hadi Syirazi, Ayatullah al-'Uzma Sayyid Mahmud al-Syahrudi, Ayatullah al-'Uzma Sayyid Abu l-Qasim al-Khu'i. Ayatullah Sayyid al-Husain al-Hamami, Ayatullah Sayyid Mirzah Agha al-Istahbanani, Ayatullah al-'Uzma Syaikh Muhammad al-Hasan al-Muzaffar, Ayatullah Syaikh Muhammad al-Baghdadi, Ayatullah Agha Bazrak al-Tahrani, Al-'Allamah 'Abdu l-Muhsin Ahmad al-Amini, Syaikh Nasrullah al-Khalkhali dan lain-lain lagi. Mereka menghormatiku sesuai dengan kedudukanku. Kemudian aku pulang dengan penuh kegembiraan.

Lawatanku ke Iran

Aku meninggalkan Iraq menuju ke Iran untuk menziarahi malam Imam Ridha AS dan bertemu dengan Marja' Taqlid Ayatullah al-'Uzma Sayyid Agha Husain al-Thabataba'i al-Burujurdi. Aku berjumpa dengannya di bandar Qom al-Muqaddasah. Aku mendapatinya seorang yang tenang, mempunyai kehebatan dan keistimewaan tertentu. Dia menghormatiku sejajar dengan kedudukanku. Dan aku kembali dengan senang hati.

Aku menyadari bahwa kebanyakan pemimpin-pemimpin dunia Islam dan individu-individu yang masyhur datang menziarahinya. Walaupun begitu mereka tidak dibenarkan berjumpa dengannya secara terus-menerus. Ini disebabkan kesibukannya melayani urusan Muslimin. Dia telah memberi kepadaku hadiah yang sesuai dengan kedudukannya dan kedudukanku. Selamat sejahtera di hari dia dilahirkan dan selamat sejahtera di hari dia dimatikan dan selamat sejahtera di hari dia dibangkitkan.

Bandar Qom al-Muqaddasah

Sepanjang aku berada di sini, aku sempat berjumpa dengan para mujtahid yang masyhur seperti Ayatullah Sayyid Muhammad al-Hujjah, marja' taqlidAyatullah Sayyid Sadr al-Din Sadr, Ayatullah Sayyid Muhammad Taqi al-Khunsari, Ayatullah Sayyid Syahabuddin Najafi al-Mar'asyi, Ayatullah Sayyid Kazim Syariat Madari, Ayatullah Sayyid Muhammad Ridha Gulpaigani, Ayatullah al-'Uzma Sayyid Ruhullah al-Musawi al-Khumaini. Ayatullah Syaikh Mirzah Ahmad Isytiani, Ayatillah Syaikh Muhammad al-Ghurawi Kasyani dan lain-lain.

Bandar Khurasan

Di Khurasan aku menziarahi makam Imam Ridha AS. Aku berjumpa marja' taqlid yang termasyhur Ayatullah al-'Uzma Muhammad al-Hadi al-Milani dan lain-lain. Aku begitu gembira dengan layanan dan sambutan mereka yang begitu mesra yang layak dengan kedudukanku. Aku meneruskan khidmatku untuk menyebarkan mazhab Ahlu l-Bait AS. Meskipun aku menghadapi berbagai-bagai  tekanan yang menyedihkan. Aku menyerahkan urusanku kepada Allah SWT, karena Dia sebaik-baik wakil, sebaik-baik maula dan sebaik-baik pemberi pertolongan. La haula wala Quuwata illabillahi l-'Azim.

Kepada pengemban risalah, Sayidina Muhammad,  penutup para nabi, kepada shahibul wilayah, khalifah Rasulullah, Amirul Mukminin 'Ali Bin Abi Thalib As, kepada para Imam al-Haq, keturunan Nabi Saw, yang disucikan dan diberkati, kepada para wakil mereka, para ulama dan mujtahid, yang bersungguh-sungguh dalam mengamalkan ilmu mereka, kepada setiap penulis yang objektif dan mempunyai pikiran tajam serta semangat yang tinggi dalam membela mazhab dan agama. Aku berharap, mereka menerima persembahan ini, tanpa memandang kekeliruan penaku dan penyimpangan langkah kakiku. Lantaran, seseorang kendati telah mencapai kedalaman makrifat, dan meski telah melakukan penelitian yang cermat pada apa yang ia tulis dan kumpulkan, ia tetap tidak terbebas dari kekeliruan karena ia memang tidak terjamin bebas dari kesalahan dan kekeliruan. Sesungguhnya 'ishmah (kesucian dari kesalahan dan kekeliruan) hanyalah milik Allah dan orang-orang yang telah dipelihara-Nya dari kesalahan dan kekeliruan, seperti para nabi dan para imam dari keluarga Nabi Saw. Aku juga berharap pahala yang banyak dari Allah Swt dan hendaknya Dia mematikanku dalam keadaan berpegang teguh kepada wilayah Amirul Mukminin 'Ali bin Abi Thalib As dan para Imam Maksumin As dari keturunannya yang suci, serta menjadikan buku ini sebagai bekalku kelak di hari Kiamat, yaitu pada hari harta dan anak-anak tiada berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Amin! 


Duka Nestapa Para Penentang Ahlulbait Rasul

Terjemahan dari Kitab Limadha Akhtartu Madhhab Ahlul-Bait AS karya Syeikh Muhammad Mar’i al-Amin al-Antaki  [Edisi Pertama, Cetakan Halab, Syiria, 1402 H]

Terlintas di hatiku untuk menulis satu tajuk yang mendukacitakan kami dan memalukan tentang ahli agama yang senantiasa mencari aib Muslimin as salihin, terutama, mengenai upaya memburuk-burukkan orang-orang Syi'ah (pengikut risalah Muhammad dan ahlulbait penerus risalahnya) yang baik, pengikut Ahlu l-Bait AS. Mereka tak ubahnya virus kejahatan yang berusaha untuk melakukan kerusakan di bumi. Mereka tidak hidup dengan jiwa yang bersih bersama golongan-golongan Islam yang hanif dan ikhlas tanpa dengki, dan menjamin hak-hak mereka. 

Alih-aih menyebarkan kebajikan, mereka menaburkan fitnah dan kezaliman di kalangan barisan Muslimin untuk menyebarkan sebab-sebab kefasadan bagi menangguk di air yang keruh, bagi menikmati kesenangan duniawi sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka. Seolah-olah berpegang kepada mazhab Ahlu l-Bait AS menurut pandangan mereka yang jahat, telah terkeluar daripada agama Islam (padahal ahlulbait lah pewaris Islam Muhammadi yang sejati). Oleh mereka, darahku pada masa itu menjadi halal untuk ditumpahkan dan penghormatan tidak ada lagi untukku. 

Jikalau mereka kembali kepada pendapat yang betul dan berdiri di atas mazhab Ahlu l-Bait AS, niscaya mereka mengetahui sesungguhnya Syi'ah berada di pihak yang hak dan benar. Sesungguhnya orang yang memperkuatkan mazhab ini adalah Nabi Muhammad SAWAW sendiri. Dan orang yang menetapkan dan menegakkan tiang-tiangnya ialah Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah dan anak-anaknya (11 imam penerusnya) yang disucikan oleh Allah daripada kekotoran dan dosa (lihat ayat manzilat, tathir, dan ayat mubahalah). Dialah yang menjaga mereka dari melakukan dosa kecil ataupun besar. Lantaran itu hadith mereka ialah hadith anak dari bapaknya dari datuknya dari Rasulullah SAWAW dari Jibra'il dari Allah SWT (ahlulbait adalah tali Allah atau hablullah yang menghubungkan langit dan bumi). 

Begitulah Syi'ah telah mengambilnya dari tangan ke tangan, kebenaran dari kebenaran, di mana yang akhir dari mereka tidak membelakangi yang awal dari mereka. Adalah mengherankan sekali, justru orang yang benar itu dibunuh dan orang yang batil itu dilepaskan? Adakah orang yang berpegang kepada mazhab ini dicela? Dan orang yang beribadah menurut cara mereka dianggap sesat, ia dikafirkan dan dilontarkan dengan batu?
 
Adakah hartanya dirampas, anak-anaknya dibunuh dan semua manfaat ditegah untuknya? Adakah dikatakan kepadanya wahai penyembah berhala sedangkan dia menyembah Allah SWT dengan kebenaran dan keyakinan yang sanad-nya paling sahih dari Muhammad Rasulullah. Hatinya tersimpul kepada wilayah Allah, RasulNya dan para imam yang suci “Dan siapa yang mewalikan Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman, maka sesungguhnya partai Allah yang mendapat kemenangan” (Surah al-Maidah (5): 56). Tetapi sudah menjadi lumrah bahwa pendusta (kaum munafik) dimuliakan di dunia sementara orang yang benar dihina. 

Lihatlah apa yang dlakukan oleh Bani Umayyah terhadap Rasul SAWAW, kepada itrahnya ahlulbait AS dan Syi'ah mereka yang terpilih. Abu Sufyan telah menentang Rasul SAWAW, Muawiyah menentang Amiru l-Mukminin Ali Bin Abi Thalib AS, Yazid menentang Sayyid Syuhuda Husayn AS dan membantainya dengan keji di Karbala, Bani Marwan menentang Syi'ah yang baik dan berpegang pada Islam Muhammad yang sejati. Begitulah keadaannya sehingga Allah memotong belakang mereka. Begitulah keadaannya di hari kami memilih mazhab Syi'ah. Berlakulah 'kiamat" dan penentangan mereka terhadap kami. 

Kami tidak mencela orang yang mempunyai akhlak seperti ini. Sebab itulah cara mereka dididik. Mereka menjadi tali barut Bani Umaiyyah dan antek-antek Bani Marwan. Pertalian yang rapat di antara satu sama lain di mana tidak ada perbedaan di antara akhir mereka dengan yang awal mereka (sebagaimana pertalian kami yang juga kuat kepada penerus Risalah Muhammad al Mustafa, yaitu para imam suci) sehingga tiba suatu hari orang yang zalim diberikan balasan dan orang yang dizalimi diselamatkan. Kezaliman lebih dikenali oleh orang yang teguh menghadapinya. Dan itulah duka-nestapa para penentang dan pendengki ahlulbait Rasulullah Muhammad al Mustafa. (Bersambung