Label

Rencana Israel-Amerika-Ingris Memecah Timur Tengah


Mereka menamakan rencananya itu dengan istilah Timur Tengah Baru. Istilah Timur Tengah Baru sendiri diperkenalkan ke dunia pada bulan Juni 2006 di Tel Aviv oleh Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice. Pergeseran (pemetaan) ini dalam ungkapan kebijakan luar negeri bertepatan dengan peresmian Baku-Tbilisi-Ceyhan (BTC) Terminal Minyak di Mediterania Timur. Proyek ini, yang telah dalam tahap perencanaan selama beberapa tahun, terdiri dalam menciptakan busur ketidakstabilan, kekacauan, dan kekerasan yang membentang dari Libanon, Palestina, dan Suriah ke Irak, Teluk Persia, Iran, dan perbatasan Afghanistan.

Dekonstruksi – Sebuah “Kekacauan Konstruktif”, Lebanon Sebagai Picu Pangkal

Proyek "Timur Tengah Baru" ini diperkenalkan secara terbuka oleh Washington dan Tel Aviv dengan harapan bahwa Lebanon akan menjadi titik tekanan untuk menyelaraskan seluruh Timur Tengah dan dengan demikian melepaskan kekuatan dari sebuah "kekacauan konstruktif." Skenarionya adalah Pengulangan Perang Saudara Lebanon atau pemantikan perang multi dimensi via agresi Israel ke Lebanon, 2006, dengan penambahan eskalasi melalui penghembusan isu sektarian yang akan “diperluas”, contohnya isu Syi’ah-Sunni – (yang seperti kemudian kita ketahui bersama invasi Israel di tahun 2006 itu terhadang oleh perlawanan Hizbullah dan respon Dunia Arab bertolak belakang dari harapan rencana ini).

Ini adalah "kekacauan konstruktif" –yang akan menghasilkan kondisi kekerasan dan perang di seluruh wilayah Timur Tengah- yang pada gilirannya akan digunakan oleh Blok Barat, sehingga Amerika Serikat, Inggris, dan Israel bisa melakukan Redraw (membuat ulang) peta Timur Tengah sesuai dengan kebutuhan geo-strategis dan tujuan mereka bersama.

Anglo-American Military Roadmap di Timur Tengah dan Asia Tengah

Anglo-Amerika menduduki Irak, khususnya Kurdistan Irak, menjadi dasar persiapan untuk Balkanisasi (divisi) dan Finlandization (Pasifikasi) dari Timur Tengah. Bersama kerangka legislatif, di bawah Parlemen Irak dan nama federalization Irak, untuk memecah Irak menjadi tiga Negara bagian (wilayah Kurdi, Sunni, dan Syi’ah).

Tujuan Dari Peta Timur Tengah Baru

Peta Timur Tengah baru, atau dalam realitasnya adalah Peta jalan militer Anglo-Amerika di Timur Tengah ini, adalah Penciptaan sebuah entri untuk dapat masuk ke Asia Tengah (serangan terhadap Rusia) melalui Timur Tengah. Dalam hal inilah Timur Tengah, Afghanistan, dan Pakistan akan menjadi batu loncatan untuk memperluas pengaruh Amerika Serikat terhadap posisi Rusia dan Republik bekas Soviet di Asia Tengah. Selain itu, desain ulang yang terkandung dalam peta tersebut diposisikan juga untuk memecahkan masalah Kontemporer Timur Tengah, yang sesuai dengan keinginan Israel, Amerika, dan Ingris. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar