Label

Mata Hari –Ikon Spionase dan Budaya Pop





“Aku pelacur tulen. Tapi aku penari sejati. Dan aku Belanda berdarah Indonesia. Ibuku berdarah Jawa dan bapakku Belanda”

Mata Hari terlahir dengan nama Margaretha Geertruida pada 7 Agustus 1876 di Leeuwarden, Belanda. Sebagai anak kedua dari Adam Zelle dan istrinya Antje van der Meulen (keturunan Indonesia-Belanda). Ia tercatat sebagai salah satu wanita paling berbahaya dalam sejarah, dikenal sebagai seorang Penari Eksotik yang menggabungkan unsur tari tradisional Jawa, Hindu dan Erotic Dance. Pada tahun 1914, ia menjadi agen ganda Prancis dan Jerman, dengan kode Agen H-21.

Pada 13 February 1917, ia ditangkap di kamar hotelnya di Paris. Pada saat ia ditahan, Perancis tengah mengalami banyak kekalahan dalam peperangan. Ribuan tentaranya banyak yang mati, dan membutuhkan sesuatu untuk menjadi kambing hitam. Maka wanita Belanda yang tengah naik daun ini cocok untuk menjadi alasan. Ketenaran Mata Hari menjadi taruhan, ia dituduh sebagai mata-mata yang menyebabkan puluhan ribu tentara tewas.

Meskipun merupakan spekulasi dan tak ada bukti nyata, tak terelakan ia dianggap bersalah dan dieksekusi di hadapan regu tembak pada 15 Oktober 1917, pada usia 41.

Dikisahkan bahwa ia sempat meniupkan ciuman jauh (blowing kiss) kepada para eksekutornya, seolah ia tujukan kepada pengacaranya—yang juga jadi pacarnya—yang konon ikut menyaksikan acara eksekusi tersebut. Rumor lain menyebutkan bahwa ia sempat mengacaukan konsentrasi para eksekutornya, dengan membuka mantelnya dan memamerkan tubuh telanjangnya.

Rumor ketiga menyebutkan bahwa Mata Hari menghadapi eksekusi dengan cara tidak sebagaimana layaknya, ia menolak ditutup matanya– ini dimaksudkan agar pasukan penembaknya ngawur saat melakukan eksekusi.

Mata Hari Menjadi Legenda dan Ikon Budaya Pop

Mata Hari adalah gambaran tokoh populer –tertembak matinya seorang penari erotis yang bekerja sebagai agen ganda yang berbahaya, dan menggunakan kemampuan seksualnya untuk mengorek rahasia militer dari para agen musuh yang dijadikan kekasihnya. Citra yang melekat pada dirinya ini menjadikan Mata Hari sebagai ikon tokoh wanita berbahaya sepanjang masa.

Popularitas itupun kemudian diabadikan dalam bentuk film berjudul “Mata Hari”, yang diluncurkan pada 1931 dan dibintangi aktris papan atas dunia, Greta Garbo, sebagai pemerannya. Alih-alih didasari oleh kisah nyata kehidupan Margaretha Zelle, kisah cerita itu malah lebih banyak fiksinya, demi memenuhi selera fantasi penonton agar seolah ceritanya berdasarkan fakta sejarah. Secara luar biasa kisah ini berhasil menjadi hiburan, di mana karakter dalam kisah roman ini terus menginspirasi para penulis cerita dari generasi ke generasi.

Tentunya, kisah Mata Hari juga tersebar dalam berbagai versi film, serial televisi, serial animasi, dan serial video games, seperti misalnya Read or Die, bahkan pada sejumlah video games —setahap demi setahap, nama samaran dari Margaretha Zelle ini dibuat semakin mendekati karakter aslinya.

Begitu pula, banyak buku yang telah ditulis tentang Mata Hari yang legendaris ini –beberapa diantaranya mengklaim sebagai catatan sejarah dan beberapa diantaranya berupa biografi, namun kebanyakan diantaranya masih berupa rekaan alias fiksi yang acapkali dibumbui roman-roman populer dan heroisme ala militer.

Mata Hari Sebagai Pop Icon

Pada tahun 1967, film James Bond yang berjudul Casino Royale, yaitu cerita fiksi tentang tokoh agen James Bond, mengkisahkan seorang puteri Mata Hari yang terlibat roman dengan James Bond. Ia juga berperan sebagai seorang penari seperti ibunya, namun bukan seorang mata-mata berbahaya.

Mata Hari juga dijadikan kisah serial televisi, Charmed, dimana karakter Phoebe dibuat mirip seperti Mata Hari.

Selanjutnya, Mata Hari juga adalah tokoh mata-mata (spy agen) dari serial video games the Shadow Hearts, dengan nama aliasnya yang agak di-Inggris-kan menjadi Margarete Gertrude Zelle.

Sementara itu, dalam serial Indiana Jones, sebagaimana dikisahkan dalam novelnya, bahwa pada masa remajanya Indiana kehilangan keperjakaannya oleh Mata Hari. Malah, dalam serial Indiana Jones pada episode Demons of Deception, Indiana Jones muda yang masih berusia 22 tahun bertemu dan jatuh cinta dengan Mata Hari di Paris saat cuti dari wajib militernya.

Dan tak ketinggalan, Mata Hari juga disebut dalan lagu Madonna “Like It or Not” dari album Confessions On A Dance Floor. “Cleopatra had her way, Mata Hari too. Whether they were good or bad, is strictly up to you”. Begitu juga lagunya yang berjudul “Shake Your Bon Bon”, yang kemudian dinyanyikan oleh penyanyi Latin, Ricky Martin.

Singkatnya, tanpa sengaja, Mata Hari pada saat bersamaan menjadi ikon dunia mata-mata alias spionase dan dunia militer serta perang, sekaligus ikon budaya pop sekaligus cermin jaman di mana komoditas dirayakan tanpa batas –sebuah dunia nihilis yang tak pernah terpuaskan oleh trend, sebuah dunia di mana seks dan kesenangan adalah komoditas itu sendiri.

Sulaiman Djaya 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar