Label

CIA & MOSSAD Aktor Intelektual Tragedi WTC 11 September 2001


Sebuah artikel yang dimuat di mingguan American Free Press mengungkap keterlibatan agen intelijen Israel, MOSSAD, dalam peristiwa serangan 11 September 2001 di New York, Amerika. Berdasarkan artikel dan ulasan itu, yang mengejutkan adalah ketelibatan MOSSAD dalam serangan Black September tersebut melalui sepupu salah satu tersangka pelaku serangan 11 September.

Artikel itu menyebutkan bahwa Ziad al-Jarrah, salah seorang tersangka pelaku serangan 11 September memilki sepupu bernama Ali al-Jarrah yang sudah lama bekerja sebagai agen MOSSAD. Fakta ini membuktikan bahwa MOSSAD berperan, jika bukan mastermind alias aktor intelektual, serangan terorisme di WTC beberapa tahun silam itu.

Sebelum mingguan American Free Press, sejumlah media massa AS sudah banyak yang mengungkap dugaan keterlibatan Israel dalam serangan teroris 11 September. Surat kabar New York Times misalnya, sudah menurunkan laporan tentang Ali al-Jarrah yang berkebangsaan Libanon. Menurut New York Times, Al-Jarrah sudah bekerja sebagai mata-mata Israel selama lebih dari 20 tahun, dan Al-Jarrah sendiri kabarnya pernah mengakui bahwa ia pernah melakukan kegiatan mata-mata terhadap kelompok-kelompok pejuang di Palestina dan kelompok Hizbullah di Libanon, sejak tahun 1983.

New York Times juga menulis bahwa keluarga Al-Jarrah dikenal dengan keterlibatan mereka dalam aksi-aksi kekerasan. Masih menurut New York Times, keterlibatan Israel dalam serangan teroris tersebut bisa dilacak kembali dari informasi tentang lima orang Israel yang ‘tertangkap basah’ menunjukkan kegembirannya dengan berjingkrak-jingkrak dan saling menepukkan telapak tangan ketika pesawat dengan nomor penerbangan 11 dan 175 menghujam gedung World Trade Center di New York. Karena kelakuanya itu, aparat keamanan dikabarkan menangkap kelima orang Israel tersebut, tapi mereka dibebaskan secara diam-diam setelah 71 hari di penjara. Kelima orang Israel itu diduga sebagai agen Mossad.

Disebutkan pula bahwa setelah ada perintah dari Gedung Putih untuk menutup kasus tersebut, markas besar CIA langsung membuat keputusan untuk menutupi kasus ini agar tidak bocor sehingga tidak ada alasan untuk mengait-kaitkan Israel dalam serangan 11 September yang menelan korban jiwa sebanyak 2.970 orang tersebut.

Dugaan bahwa Mossad terlibat dalam serangan 11 September 2001 di AS itu juga pernah dilontarkan oleh mantan Perdana Menteri Italia, Francesco Cossiga. Menurutnya, serangan teroris 11 September adalah hasil kerja bersama antara CIA-Mossad. “Semua agen intelejen di AS dan Eropa tahu pasti bahwa serangan mematikan itu dirancang oleh CIA dan Mossad. Kedua lembaga intelijen itu juga membentuk opini sedemikian rupa sehingga negara-negara Arab yang menanggung tuduhan serangan teroris tersebut. CIA dan Mossad ingin mendorong kekuatan-kekuatan Barat untuk ikut serta dalam perangnya di Irak dan Afghanistan,” demikian Cossiga menyatakan.

Keterlibatan MOSSAD Israel dalam serangan keji itu makin santer setelah muncul informasi bahwa ketika serangan terjadi, seluruh orang Yahudi yang bekerja di gedung World Trade Center sudah diberitahu untuk tidak pergi kerja pada hari itu. Informasi ini diperkuat oleh laporan yang bocor ke publik, berisi laporan bahwa dua orang pegawai perusahaan Odigo, perusahaan telekomunikasi milik Israel menerima short message service (SMS) peringatan akan adanya serangan beberapa jam sebelum tragedi serangan ke gedung World Trade Center.


Perusahaan Odigo pula yang mengirimkan SMS berisi himbauan agar orang-orang Yahudi tidak usah pergi kerja pada tanggal 11 September 2001 dan lebih baik berdiam diri di rumah. Kantor Pusat Odigo sendiri, terletak hanya dua blok dari gedung World Trade Center. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar