Label

Mazhab Pecinta Keluarga Nabi


“Salam sejahtera atas keluarga Yaasin” (al Qur’an Surah As Shaffat: 130)

Sejumlah mufassir meriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa ia berkata: “Yang dimaksud dengan Salam sejahtera atas keluarga Yaasin adalah salam sejahtera atas keluarga Muhammad Saw (Ahlul Bait)”.

Huruf Sin di antara huruf-huruf Hijaiyyah adalah huruf yang bilangan lahir dan bathinnya sama. Setiap huruf di antara huruf-huruf Hijaiyyah bagi orang-orang yang menekuni ilmu huruf dan bilangan, memiliki zubar dan bayyinah. Ketika digunakan, jumlah zubar dan bayyinah setiap huruf itu berbeda-beda kecuali huruf Sin yang zubarnya sama dengan bayyinahnya.

Zubar adalah goresan huruf yang tergambar di atas kertas. Sin adalah satu huruf, tetapi dalam pengucapannya ada tiga huruf, yaitu: Sin, Yaa, dan Nun. Setiap yang melebihi goresan dan tulisan huruf dalam pengucapannya disebut bayyinah. Bilangan Sin menurut para ulama adalah 60. Sedangkan bilangan Yaa adalah 10, dan bilangan Nun adalah 50. Maka jumlah keduanya menjadi 60. Jadi, bilangan Sin sama dengan bilangan Yaa dan Nun. Singkatnya, ini adalah satu-satunya huruf Hijaiyyah yang sama antara zubar dan bayyinahnya.

Karena itu, Allah Swt berbicara kepada Nabi Muhammad Saw dengan memanggil “Yaasin”. Yaa adalah kata seru (harfun nida) dan Sin menunjukkan keseimbangan antara lahir dan bathinnya.

Keluarga Yaasin (keluarga Muhammad Saw) adalah Ahlul Bait-nya. Dalam hal ini, Ibn Hajar menukil dari Imam Fakhrurozi bahwa ia berkata, “Ahlul Bait” (Keluarga Muhammad Saw atau Keluarga Yaasin) sama dalam lima hal berikut:

1.      Dalam salam. Allah Swt berfirman, “Salam sejahtera atasmu wahai Nabi”, dan juga berfirman, “Salam sejahtera atas keluarga Yaasin”.
2.      Dalam shalawat kepada Nabi Saw dan kepada mereka (keluarga Nabi Saw) dalam tasyahud.
3.      Dalam kesucian. Allah Swt berfirman, “Tha Haa” (al Qur’an Surah Thahaa: 1) yakni Yaa Thahir, dan juga berfirman, “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan mensucikan kamu sesuci-sucinya (al Qur’an Surah al Ahzab: 33)
4.      Dalam pengharaman menerima sedekah
5.      Dalam kecintaan, “……Maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihimu” (al Qur’an Surah Ali Imran: 31), dan juga berfirman: “Katakanlah aku tidak meminta kepadamu upah apa pun atas seruanku kecuali kecintaan kepada keluargaku."  al Qur'an Surah as Syu'ara: 23).


Sumber: Sayyid Muhammad al Musawi, Mazhab Pecinta Keluarga Nabi, Muthahhari Press dan al Huda 2009, h. 77-79

Tidak ada komentar:

Posting Komentar