Label

Sunni dan Syiah adalah Saudara Kembar



Jumat, 31 Agustus 2012 06:42 WIB

(ANTARA News) – Menteri Agama Suryadharma Ali mendiskusikan soal aliran Islam Sunni dan Syiah bersama Ketua Utama Alkhairaat Habib Saggaf Aljufri di Palu, Jumat sore. Keduanya terlibat diskusi ringan saat Suryadharma Ali berkunjung ke kediaman Habib Saggaf di Jalan Sis Aljufri Palu.

Diskusi itu muncul terkait maraknya pertentangan Islam Sunni-Syiah pascaperistiwa bentrok yang menewaskan seorang warga di Sampang, Madura, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Menteri tampak serius mendengarkan sejumlah penjelasan dari Habib Saggaf, sambil menikmati makanan tradisional seperti pisang rebus, ubi rebus, jagung, dan sayuran daun pepaya tumis.

Habib Saggaf mengatakan, sebetulnya Islam Sunni-Syiah itu tidak ada pertentangan antara keduanya. Di Timur Tengah, khususnya di Iran justru pengikut Syiah mayoritas.

“Di sana, Sunni-Syiah berjalan baik. Saling menghormati,” kata Saggaf.

Cucu pendiri perguruan Islam Alkhairaat itu mengatakan, dirinya justru kagum mendengar berita di negara-negara mayoritas Syiah atas industri otomotifnya yang tinggi.

“Dalam setahun mereka bisa memproduksi mobil hingga 1,5 juta unit,” katanya.

Habib Saggaf mengatakan, dirinya beberapa kali menerima kunjungan tokoh-tokoh Syiah di kediamannya. Dia mengatakan dengan senang hati menerima dialog dan berdiskusi dengan para tokoh Syiah tersebut.

“Mereka datang ke saya. Saya setuju kita harus cinta pada `Ahlul Bait`,” katanya.

Namun Habib Saggaf tidak menjelaskan lebih jauh cakupan `Ahlul Bait` yang dimaksud.

Dalam beberapa referensi menyebutkan, pertentangan Sunni dan Syiah terjadi salah satunya atas pemahaman terhadap istilah “ahlul bait” atau keluarga Nabi Muhammad.

Menag Suryadharma Ali kerap menyela di tengah diskusi itu. Dirinya juga setuju bagaimana menumbuhkan kecintaan terhadap Ahlul Bait.

“Hanya saja cintanya harus benar. Tidak mengotori ajaran kecintaan terhadap `Ahlul Bait`,” katanya.

Di akhir perbincangan keduanya, Suryadharma Ali mengatakan, di Indonesia masih banyak masalah yang harus diselesaikan. “Sekarang bagaimana caranya agar kita bisa bersatu,” katanya.

Ia mengatakan, di Indonesia sendiri terdapat perbedaan terhadap aliran Syiah. Bahkan, ada pengamat yang menyebut aliran Syiah sebagai aliran yang keliru.

Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu berkunjung ke Palu guna menghadiri hari ulang tahun (Haul) wafatnya pendiri Alkhairaat Habib Sayied Idrus bin Salim Aljufri pada Sabtu (1/9) pagi.

Tradisi peringatan Haul yang dihadiri ribuan orang dari berbagai penjuru nusantara khususnya di kawasan timur Indonesia selama ini dipusatkan di Masjid Alkhairaat, Jalan Sis Aljufri, salah satu pusat kegiatan ke-Islaman terbesar di Sulawesi Tengah.

Pembiaran Pemerintah terhadap opini yang berkembang di tengah masyarakat bahwa mazhab Syi’ah sebagai aliran sesat dan menyesatkan adalah modal utama pemicu konflik dan kekerasan di tingkat akar rumput. Konflik ini harus diselesaikan dengan dialog yang berkesinambungan antara Ahlussunnah dan Syi’ah agar tumbuh saling pengertian dan kasih-sayang antar pemeluk dua mazhab besar dalam Islam ini. Kesan lambat dan tak tegas dalam bersikap menjadikan Negara gagal hadir dalam mengatasi berbagai ancaman konflik horisontal bernuansa sektarian ini. Sunnah-Syi’ah bersaudara dan wajib menjalin Ukhuwah Islamiyah. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar