Ketika Kau Gundah
Jika kau gundah, bisikkan saja hati-mu pada angin yang tak peduli ke mana ia akan berhenti. Jika kau marah, aku akan heran kenapa kebahagiaan adakalanya jatuh cinta pada apa yang tak
sempat kau lakukan. Karena tak ada yang
lebih menyenangkan selain bercengkerama dengan
gairah yang kau sembunyikan –yang pernah menikamku. Aku pun akan berjalan-jalan dan
keluar, ketika yang di dalam tak memberi
lagu yang ingin kau tulis. Kadang aku pun merasa terlambat
menyambut tamu-tamu pagiku –mengajakku bertukar pikiran dan gagasan dengan gembira. Karena tak ada yang lebih mengerikan dan menakutkan selain mencandai pertanyaan-pertanyaan yang tak menemu jawaban –yang membuatmu terus-menerus heran dan jatuh cinta.
Biarkan Aku Belajar Mencintai
Resahmu
Jika kau umpamakan keriangan hujan kali ini seperti kebahagiaan ricik resahmu sendiri, aku akan belajar mendengarkannya –aku akan belajar menyanyikan
dan berhenti memikirkannya. Aku akan belajar
mencandainya, aku akan belajar menemaninya –bernyanyi dalam dingin
dan sepi. Aku akan setia dan tak setia dengan
kekurangan dan kegembiraan yang mengajarkanku untuk marah dan bergairah. Aku akan bertanya bilaku lupa dan tak paham
–dan kau tak bisa menolaknya. Jika saat gelisahmu kau cuma bisa bersandar, bayangkan saja angin yang
melintas tahu apa yang kau rasakan. Jika kau percaya dalam dirimu ada sesuatu yang begitu berharga, akan kutanyakan padamu di mana gerangan aku mesti mengajaknya untuk duduk
bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar