Dalam kitab-nya yang
berjudul Kifayah at Thalib, Allamah Muhammad bin Yusuf al Qarasyi meriwayatkan
ihwal sebuah kejadian yang diceritakan dengan sanad dari Hudzaifah bin al
Yaman, bahwa Hudzaifah bertemu dengan Umar bin Khattab yang bertanya kepadanya:
“Bagaimana kabarmu pada pagi hari ini,
wahai Ibn al Yaman?”
Hudzaifah menjawab: “Bagaimana kau inginkan keadaanku pada pagi
hari ini? Demi Allah, pada pagi hari ini aku membenci al Haq, mencintai fitnah,
dan bagiku di bumi ini apa yang tidak dimiliki Allah di langit.” Ucapan itu
membuat Umar bin Khattab marah, dan ia segera kembali. Umar mengira bahwa
ucapan dirinya telah menyakiti Hudzaifah. Namun ketika dalam perjalanan, ia
bertemu Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah.
“Apa yang membuatmu marah, wahai Umar?” Umar menjawab: “Aku
bertemu dengan Hudzaifah bin al Yaman dan aku bertanya kepadanya, Bagaimana
kabarmu pada pagi hari ini? Tapi ia menjawab bahwa ia membenci al Haq.” “Ia
benar!,” ujar Ali KW, “ketika
Hudzaifah berkata ia membenci al Haq, karena yang ia maksud al Haq adalah
kematian.”
“Ia juga mengatakan bahwa Hudzaifah mencintai fitnah,” lanjut Umar. “Hudzaifah pun benar ketika berkata
demikian,” jawab Ali KW, “karena ia
mencintai harta dan anak. Anak dan harta adalah fitnah (ujian). Allah
berfirman: “Hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan (al Anfal:
28).”
Kemudian Umar berkata, “Wahai Ali, Hudzaifah juga mengatakan bahwa
ia bersaksi dengan sesuatu yang tidak ia lihat.” “Ia benar, wahai Umar,”
lanjut Ali KW, “karena ia bersaksi kepada
Allah dengan keesaanNya. Ia juga bersaksi dengan kematian, kebangkitan, kiamat,
surga, neraka, dan al shirath. Semua itu tidak ia lihat.”
“Ia juga berkata bahwa ia menghapal selain makhluk,” lanjut Umar. “Hudzaifah
pun benar dengan perkataan itu,“ ujar Ali KW, “karena yang ia maksud adalah ia menghapal al Qur’an”. “Hudzaifah
juga mengatakan bahwa ia sholat tanpa berwudhu” kata Umar, “Hudzaifah juga benar ketika mengucapkan hal
itu,” jawab Ali karramallahu wajhah, “karena
yang ia maksud adalah bersholawat kepada Nabi SAW dan keluarganya (ahlul
baitnya).”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar