Di Karbala, dalam sengatan
cuaca dan dahaga,
cucu Muhammad al Mustafa
bertarung dengan maut
sebatang kara.
Di gurun Nainawa itu, beberapa
langkah
dari sungai Eufrat, senja
pun hampir tuntas
dengan warna merah yang
semerah darah,
mengucur dan tumpah.
Dalam keadaan kehausan,
sang cucu Muhammad
al Mustafa, tetap
mengayunkan pedang
menghadapi para penyerang
yang brutal.
Inilah kisah Husain putra
Haidar,
buah hati Fatimah,
permatanya Muhammad al
Mustafa.
Ketika menjelang ajalnya
sebelum terpenggal jadi
syuhada,
panah-panah menyerbu
tubuhnya
bagai deras hujan
yang menghantam semak
belukar.
Di gurun Nainawa itu, ia
senantiasa bangkit
meski kadang jatuh dan
tersungkur,
seumpana al Asad dan seekor
Leopard
yang bertarung sendirian
menghadapi para Jackal
yang kelaparan –dan tak
punya belas kasihan.
Sulaiman Djaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar