(Gambar:
Yahudi Ortodoks Anti-Zionis berunjuk rasa di depan Naval Academy, Annapolis,
Maryland saat berlangsungnya Konferensi Annapolis, 27 September 2007)
Dan
berikut ini pernyataan mereka tentang sikap mereka terhadap konferensi
tersebut:
Proposal Yahudi
untuk Perdamaian Abadi
Annapolis,
Maryland, 27 Nopember 2007
Rabbi
Yisroel Dovid Weiss, jurubicara Neturei Karta International, menjelaskan respon
berbeda organisasinya terhadap konferensi perdamaian Timur Tengah yang sedang
berlangsung, dan tujuan-tujuan kelompok unjuk rasa yang diadakan di Annapolis
pada hari ini.
Pada
satu sisi, kami bersimpati kepada semua upaya yang dilakukan untuk mengurangi,
meskipun kecil, penderitaan bangsa Palestina, dan juga bangsa Yahudi. Para
perancang proposal perdamaian ini mungkin berkomitmen untuk mengurangi
penderitaan bangsa Palestina dan Yahudi yang hidup di Tanah Suci. Dan pertemuan
ini mungkin menjadi sebuah langkah awal menuju sebuah solusi akhir.
Namun
demikian, problem sesungguhnya di sini telah menjadi lebih dalam daripada yang
disadari. Adalah benar bahwa sebuah jalan mesti dibuka untuk mengurangi
penderitaan rakyat di Timur Tengah. Namun, jalan itu terletak dalam penerimaan
ajaran-ajaran Taurat (bagi Yahudi) dan keadilan yang sejati.
Bangsa
Yahudi berada dalam kondisi di pengasingan atas perintah Ilahi, sejak
penghancuran Kuil Yahudi, sekitar 2000 tahun lalu. Kita dengan jelas dilarang
untuk: 1] berusaha meninggalkan pengasingan, untuk mendirikan negara sendiri;
2] berimigrasi secara massal ke Tanah Suci (Yerusalem); dan 3] menindas bangsa
lain.
Selama
berabad-abad, semua orang Yahudi percaya bahwa akhir masa pengasingan Yahudi
akan datang lewat metode dan bimbingan Tuhan yang mukjizati untuk menyelamatkan
seluruh umat manusia secara damai. Itulah masa sebuah perdamaian dan persaudaraan
universal, dalam mengabdi kepada Tuhan Yang Esa. Pengampunan dari pengasingan
tidak pernah berarti manifestasi dari sebuah ‘Negara Israel’.
Zionisme
tidak bersimpati kepada keyakinan ortodoks Yahudi ini. Ia juga tidak
mempedulikan kerusakan dan penderitaan yang telah ditimpakannya terhadap bangsa
Palestina dan bangsa Yahudi.
Proposal
perdamaian kali ini cacat karena ia menolak untuk mengakui, bukan hanya hak
kembali bangsa Palestina, tetapi juga kedaulatan bangsa Palestina di seluruh
tanah air historis mereka, yang merupakan hak mereka sebagaimana tercantum
dalam Taurat.
Karena
alasan ini, dan karena dasar-dasar ajaran teologis yang telah disebutkan, kami
berada di sini, pada hari ini, untuk berunjuk rasa.
Jika
solusi Taurat tidak dipedulikan, maka upaya perdamaian ini ditakdirkan gagal
untuk jangka waktu yang panjang, karena jalan solusi lain melanggar
aturan-aturan Ilahi dan menentang klaim-klaim fundamental keadilan Taurat.
Kami
dengan sepenuh hati berdoa bagi akhir dari penderitaan bangsa Palestina,
Yahudi, dan bangsa-bangsa lain di dunia. Kami pun berdoa untuk perlucutan
“Negara Israel” secara keseluruhan secara damai dan segera. Akhirnya, kami
memohon kepada Yang Mahakuasa untuk mempercepat masa, dimana seluruh dunia akan
mengakui Tuhan Yang Esa dan mengabdi kepada-Nya dalam keselarasan dan
persaudaraan, dengan tanpa intimidasi sedikit pun. Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar