Saturday, December 02 2006
|
Dengan
Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
Wahai Allah Yang Mahakuasa anugerahkan kepada umat manusia sang manusia
sempurna yang Engkau janjikan, dan jadikanlah kami di antara para
pengikutnya.
Rakyat Amerika yang mulia,
Mengapakah kita tidak menentang aktivitas-aktivitas pemerintah AS di
sebagian belahan bumi ini dan implikasi-implikasi negatif dari
aktivitas-aktivitas tersebut terhadap kehidupan sehari-hari sesama kita,
berikut terjadinya banyak perang dan tragedi yang dipicu pemerintah AS juga
konsekuensi-konsekuensi tragis akibat intervensi pemerintah AS terhadap
negara-negara lain.
Bukankah rakyat Amerika mengimani Tuhan, mencintai kebenaran, dan menuntut
keadilan sementara pemerintah AS terus menyembunyikan kebenaran dan
menutupi fakta-fakta objektif dari realitas-realitas kontemporer.
Dan bukankah jika kita tidak saling berbagi tanggung jawab universal untuk
membela dan melindungi kebebasan serta martabat dan integritas kemanusiaan,
maka hanya akan ada sedikit urgensi untuk membangun sebuah dialog antara
kita.
Meskipun takdir Tuhan menempatkan Iran dan Amerika Serikat sebagai dua
negara yang secara geografis saling berjauhan, kita seharusnya menyadari
bahwa nilai dan spirit kemanusiaan universal yang sama-sama kita
yakini—yang menegaskan martabat dan kedudukan agung semua manusia—justru
telah menjadikan dua bangsa besar ini, Iran dan Amerika Serikat, saling
berdekatan.
Bukankah kedua bangsa kita menyembah Tuhan, mencintai kebenaran, dan
menuntut keadilan, dan bukankah juga keduanya sama-sama hendak menuju
kepada kemuliaan, kehormatan, dan kesempurnaan.
Bukankah keduanya sangat menghargai dan mendukung nilai-nilai ideal
manusia, seperti kasih sayang, empati, menghormati hak-hak asasi manusia,
melindungi keadilan dan kesetaraan, serta membela orang-orang yang tidak
berdosa dan lemah di hadapan penindasan dan tirani.
Bukankah kita sama-sama menghendaki kebaikan dan membantu satu sama lain,
khususnya kepada mereka yang membutuhkan.
Bukankah kita sama-sama menentang ketidakadilan, penindasan hak-hak rakyat,
dan intimidasi serta penghinaan terhadap umat manusia.
Bukankah kita sama-sama membenci kezaliman, kepalsuan, kebohongan, dan
distorsi, serta berupaya untuk mencari keselamatan, pencerahan, kemurniaan,
dan kejujuran.
Esensi murni manusia-manusia dua bangsa besar ini, Iran dan Amerika
Serikat, akan menjadi saksi akan kebenaran pernyataan-pernyataan tersebut.
Rakyat Amerika yang mulia,
Bangsa kami selalu mengulurkan tangan persahabatan kepada setiap bangsa
lain di dunia ini. Ratusan ribu warga Iran kini hidup di antara kalian
dalam ikatan persahabatan dan perdamaian. Mereka pun berkontribusi secara
positif bagi masyarakat kalian. Rakyat kami telah melakukan hubungan dengan
kalian sejak beberapa tahun yang lalu dan tetap mempertahankan hubungan ini
meskipun adanya pembatasan-pembatasan diskriminatif yang tidak logis dari
pejabat-pejabat AS.
Sebagaimana telah disebutkan, kita memiliki concern yang sama, menghadapi
tantangan yang sama, dan menanggung derita yang sama akibat kekisruhan dan
instabilitas dunia dewasa ini.
Kami, seperti juga kalian, berduka amat dalam atas penderitaan tak
terperikan yang dialami rakyat Palestina. Agresi tiada henti Zionis terus
membuat hidup menjadi lebih sulit bagi mereka, para pemilik sah tanah
Palestina. Di siang hari bolong, di hadapan kamera-kamera televisi dan mata-mata
pemirsanya di dunia, mereka (Zionis) membom warga sipil yang tak berdosa
dan tak berdaya, membuldoser rumah-rumah, menembakkan senjata-senjata mesin
mereka ke arah para pelajar di jalan-jalan dan gang-gang sehingga
menyebabkan banyak meratapi tewasnya anak-anak mereka.
Tidak hari yang berlalu tanpa kejahatan yang baru.
Bukankah ibu-ibu Palestina, seperti halnya kaum ibu di Iran dan Amerika,
sangat mencintai anak-anak mereka sehingga begitu berduka oleh penahanan,
penyiksaan, dan pembantaian anak-anak mereka. Adakah ibu yang tidak
terganggu oleh penderitaan anak-anak mereka?
Selama 60 tahun, rezim Zionis telah mengusir jutaan penduduk asli Palestina
dari rumah-rumah mereka. Sebagian dari para pengungsi ini kemudian mati
dalam diaspora dan kamp-kamp pengungsian. Anak-anak mereka menghabiskan
masa kecilnya di kamp-kamp tersebut dan tumbuh dewasa seraya terus memendam
harapan untuk kembali ke tanah air mereka.
Kalian pasti tahu bahwa pemerintah AS dengan konsistennya terus memberikan
“dukungan buta” kepada rezim Zionis, membuatnya makin berani meneruskan
kejahatannya, dan terus mencegah DK-PBB untuk mengutuknya.
Siapa yang dapat mengingkari janji-janji yang telah dilanggar dan
kezaliman-kezaliman yang serius terhadap kemanusiaan oleh pemerintah AS?
Pemerintah mana pun eksis demi melayani rakyatnya. Tidak ada rakyat yang
mau hidup dan mendukung para penindas. Namun sayangnya, pemerintah AS
bahkan mengabaikan opini publik mereka sendiri dan tetap kokoh berdiri
untuk mendukung perampasan hak-hak bangsa Palestina.
Lihatlah Irak. Sejak kehadiran militer AS di Irak, ratusan ribu warga Irak
telah dibunuh, dibantai, dan dihilangkan. Terorisme di Irak tumbuh demikian
pesatnya. Dengan kehadiran militer AS di Irak, tampaknya tidak ada yang
dapat dilakukan untuk membangun kembali reruntuhan, memulihkan
infrastruktur, atau mengentaskan kemiskinan. Pemerintah AS dulu menjadikan
“senjata pemusnah massal” sebagai dalih di Irak tetapi kemudian semakin
jelaslah bahwa itu semua tidak lebih daripada bualan dan kebohongan.
Meskipun Saddam disingkirkan dan rakyat bergembira karenanya, kepahitan dan
penderitaan rakyat Irak tetaplah eksis dan bahkan makin memilukan.
Di Irak, sekitar seratus lima puluh ribu pasukan Amerika, yang terpisah
jauh dari keluarga-keluarga mereka dan orang-orang yang mereka cintai,
bertugas di bawah kendali pemerintahan AS. Bahkan, jumlah yang signifikan
dari mereka terbunuh atau terluka sementara kehadiran mereka justru malah
mendegradasi citra rakyat dan pemerintah AS.
Ibu-ibu dan keluarga mereka, dalam banyak kesempatan, telah menunjukkan
ketidakrelaan mereka dengan kehadiran anak-anak mereka di negeri yang
jauhnya ribuan mil dari tanah Amerika. Tentara-tentara Amerika pun
bertanya-tanya tentang alasan rasional penempatan mereka di sana
Saya tidak sepenuhnya yakin bahwa kalian, rakyat Amerika, setuju dengan
miliaran dolar yang dikeluarkan dari anggaran kalian untuk membiayai
ekspedisi militer yang tragis ini.
Rakyat Amerika yang mulia,
Kalian telah mendengar bahwa pemerintah AS menculik orang-orang yang mereka
tuduh sebagai musuh di seluruh bumi ini dan secara sewenang-wenang menahan
mereka tanpa proses peradilan atau pengawasan internasional di
penjara-penjara rahasia yang terpencil, yang dibangun di banyak bagian
dunia. Tuhan Maha Mengetahui siapa sebenarnya para tahanan ini, dan nasib
mengerikan yang tengah mengintai mereka.
Kalian juga pasti mendengar kisah-kisah sedih dari penjara-penjara
Guantanamo dan Abu-Ghraib. Pemerintah AS berupaya menjustifikasi
penjara-penjara itu atas dasar klaim “perang melawan teror”. Namun, setiap
kita mengetahui bahwa perilaku semacam ini, pada hakikatnya, bertentangan
dengan opini publik internasional, memicu antipati dan pada gilirannya
makin memperluas terorisme serta memperburuk citra AS dan kredibilitasnya
di mata banyak bangsa.
Tindakan pemerintah AS yang ilegal dan tidak bermoral bahkan tidak terbatas
hanya di luar negeri. Sehari-harinya kalian pasti menyaksikan bahwa dengan
dalih “perang melawan teror”, kebebasan sipil di Amerika Serikat secara
drastis terlucuti. Bahkan privasi tiap-tiap individu begitu cepat
kehilangan maknanya. Proses peradilan dan hak-hak fundamental dirampas
begitu saja. Telepon pribadi disadap, para tersangka secara sewenang-wenang
ditahan, malah kerapkali dipukuli di jalan-jalan, atau bahkan ditembak
hingga mati.
Saya yakin bahwa rakyat Amerika tidaklah menyetujui perilaku ini dan
benar-benar menolaknya.
Pemerintah AS tidak menerima akuntabilitas organisasi, institusi, atau
lembaga mana pun. Pemerintah AS telah menginjak-injak kredibilitas
organisasi-organisasi internasional, khususnya PBB dan dewan keamanannya.
Namun, saya tidaklah bermaksud untuk membicarakan semua kehancuran tersebut
dalam surat ini.
Legitimasi, kekuatan, dan pengaruh sebuah pemerintah tidaklah lahir dari
persenjataan dan tank-tank, pesawat-pesawat tempur, rudal ataupun senjata
nuklir. Legitimasi dan pengaruh pada hakikatnya bersemayam di dalam suara
logika, hasrat kepada keadilan, kasih sayang, dan empati bagi semua umat
manusia. Posisi global AS, dalam segala kemungkinannya, akan semakin lemah
karena pemerintahnya terus memilih untuk memaksakan kehendak,
menyembunyikan kebenaran, dan menipu rakyat Amerika tentang
kebijakan-kebijakan dan perilaku-perilakunya.
Tidak diragukan lagi, rakyat Amerika tidak rela dengan perilaku semacam ini
dan kalian pun telah menunjukkan ketidakrelaan kalian pada pemilu yang baru
lalu. Saya berharap bahwa, dengan hasil pemilu sela, pemerintah Presiden
Bush akan mendengar dan memperhatikan pesan rakyat Amerika tersebut.
Pertanyaan saya adalah sebagai berikut.
Adakah pendekatan yang lebih baik untuk memerintah?
Tidak mungkinkah kemakmuran dan kekuatan digunakan untuk melayani keadilan,
kedamaian, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi semua orang melalui sebuah
komitmen kepada keadilan dan penghormatan terhadap hak-hak setiap bangsa,
alih-alih digunakan demi agresi dan perang?
Kita semua mengutuk terorisme karena korban-korbannya adalah mereka yang
tidak berdosa.
Namun, apakah terorisme dapat dihapus melalui perang, penghancuran, dan
pembunuhan ratusan ribu orang yang tidak bersalah?
Jika dapat, maka mengapakah problem ini belum juga terselesaikan?
Pengalaman pahit invasi atas Irak ada di depan mata kita semua.
Apa yang dihasilkan oleh dukungan membabi-buta pemerintah AS kepada Zionis
bagi rakyat Amerika? Amat disayangkan bahwa, bagi pemerintah AS,
kepentingan penjajah ini lebih penting daripada kepentingan rakyat Amerika
sendiri dan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia.
Apa yang telah Zionis perbuat bagi rakyat Amerika sehingga pemerintah AS
merasa wajib memberi dukungan buta kepada para agresor ini? Apakah ini
bukan karena mereka menguasai porsi yang sangat signifikan dari perbankan,
fiskal, budaya, dan sektor-sektor media?
Saya pernah merekomendasikan, dalam sebuah presentasi, bahwa demi
kepentingan rakyat Amerika dan kemanusiaan, maka hak bangsa Palestina untuk
hidup di tanah air mereka sendiri haruslah diakui sehingga jutaan pengungsi
Palestina dapat kembali ke rumah-rumah mereka serta masa depan seluruh
rakyat Palestina dan bentuk pemerintahannya dapat ditentukan dalam sebuah
referendum. Ini akan menguntungkan setiap pihak.
Kini, Irak memiliki sebuah konstitusi dan parlemen serta pemerintahan yang
independen. Maka, bukankah lebih menguntungkan jika para pejabat dan
militer AS di sana dapat kembali pulang serta mengalihkan pengeluaran
militer AS yang demikian tinggi itu bagi kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat Amerika? Sebagaimana yang kalian pasti ketahui, banyak korban
Katrina masih tetap berada dalam kesusahan dan tak terhitung banyaknya
warga Amerika yang hidup dalam kemiskinan dan terlantar tanpa tempat
tinggal.
Saya juga ingin mengatakan sesuatu kepada para pemenang pemilu sela di AS:
Telah banyak pemerintahan berlalu di AS: beberapa di antaranya meninggalkan
warisan positif sementara yang lainnya tidak dicintai, baik oleh rakyat
Amerika maupun bangsa-bangsa lain.
Kini kalian (para pemenang pemilu AS) menguasai salah satu bagian penting
dari negara AS. Maka, kalian juga akan dimintai pertanggungjawaban oleh
rakyat kalian dan oleh sejarah.
Andai saja pemerintah AS menghadapi tantangan-tantangan domestik dan
eksternal kontemporer dengan pendekatan yang didasarkan atas kebenaran dan
keadilan, maka ia akan mampu menyelesaikan beberapa problem masa lalu dan
mengurangi konflik global serta kebencian kepada Amerika. Namun, apabila
pendekatan yang dipilih tetaplah sama, maka janganlah terkejut jika
tiba-tiba rakyat Amerika juga akan menolak para pemenang pemilu yang baru
ini karena pemilu tersebut, alih-alih merefleksikan kemenangan, justru
malah mengarah kepada kesalahan kebijakan-kebijakan pemerintah yang
sekarang. Persoalan-persoalan ini secara luas telah disampaikan dalam surat
saya kepada Presiden Bush awal tahun ini.
Ringkasnya:
Adalah mungkin untuk memerintah dengan berdasarkan atas pendekatan yang
sama sekali berbeda dari intimidasi, pemaksaan, dan ketidakadilan.
Adalah mungkin untuk secara jujur melayani dan mendukung nilai-nilai
universal kemanusiaan, kejujuran, dan kasih sayang.
Adalah mungkin untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan tanpa
ketegangan, ancaman, penekanan, atau bahkan perang.
Adalah mungkin untuk mengantarkan dunia ini ke arah kesempurnaan dengan
tetap mempertahankan harmoni, monoteisme, moralitas, dan spiritualitas
serta mengejawantahkan ajaran-ajaran nabi-nabi Tuhan.
Maka, rakyat Amerika yang mulia, yang beriman kepada Tuhan dan menjadi
pengikut agama-agama Tuhan, akan mampu mengatasi setiap kesulitan.
Saya percaya bahwa kalian, rakyat Amerika, akan memainkan peran penting
dalam menegakkan keadilan dan spiritualitas di seluruh dunia. Janji-janji
Yang Mahakuasa dan para nabi-Nya pasti akan terwujud, yakni bahwa Keadilan
dan Kebenaran akan menang dan semua bangsa di dunia akan hidup dalam
kehidupan yang sejati dan dalam suasana yang penuh dengan cinta, kasih
sayang, dan harmoni.
Pemerintah, para pejabat, dan orang-orang kuat AS semestinya tidak memilih
jalan-jalan yang lama. Sebagaimana para nabi telah mengajarkan kepada kita,
ketidakadilan dan kejahatan pada gilirannya akan menghasilkan kemunduran
dan kehancuran. Hari ini, jalan untuk kembali kepada keimanan dan
spiritualitas terbuka lebar dan tidak pernah dibatasi.
Perhatikanlah Firman Tuhan dalam al-Quran berikut ini.
Adapun orang yang bertobat dan beriman, serta mengerjakan amal saleh, dia
termasuk orang-orang yang beruntung. Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia
kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka.
Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan. (QS.
28:67-68)
Saya berdoa semoga Yang Mahakuasa memberkati bangsa Iran dan Amerika dan
juga seluruh bangsa di dunia dengan kemuliaan dan kesuksesan.
29 Nopember 2006
Mahmoud Ahmadinejad
Presiden Republik Islam Iran
(Diterjemahkan secara bebas oleh Muhsin Labib dan Irman Abdurrahman dari
bahasa Parsi dan Inggris. Sumber: www.ahmadinejad.ir)
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar