Ada tiga empat orang yang
memberi pengaruh besar dalam hidupku, dan yang paling memberi pengaruh adalah Ahmad Soekarno. Tidak ada salahnya saya
menceritakan hal ini. Tahun 1974 saya bersama dua tiga aktivis lainnya
dijebloskan dalam penjara yang sangat sempit di Teheran.
Di
malam pertama saya di penjara, saya mengerjakan shalat maghrib, dan saat itu
ada tahanan lain yang dimasukkan ke dalam sel yang saya tempati. Tahanan itu
seorang yang berideologi Sosialis yang sangat fanatik.
Ketika
dia melihat saya sedang mengerjakan shalat dan menyadari saya seorang santri,
sejak itu pula dia selalu menghindarkan wajahnya.
Seberapapun saya berusaha
ramah, ia tetap selalu berusaha menghindar dan tidak mau menatap saya. Tidak
tampak sama sekali ada tanda persahabatan darinya. Sampai kemudian saya
menyampaikan sesuatu padanya yang kemudian membuat semuanya berubah.
Saya katakan, Ahmad
Soekarno pernah mengatakan di Konferensi Bandung (tahun 1955) bahwa yang
mengumpulkan kita disini bukanlah kesamaan agama, ideologi dan suku, melainkan
atas dasar kepentingan yang sama.
Saya katakan kepadanya,
saya dan kamu saat ini membutuhkan persatuan. Kita hidup di satu sel yang sama.
Kita dijaga oleh penjaga dibalik pintu. Hukuman dan siksaan telah menanti saya
dan kamu. Ideologi kita tidak sama, namun kita punya kepentingan yang sama
(yaitu terbebas dari penindasan sistem yang korup dan zalim). Jika persatuan
bisa mempengaruhi dunia, apalagi untuk sel yang sempit ini, tentu pengaruhnya
lebih besar lagi.
Setelah saya mengatakan
hal itu kepadanya, saya dan dia kemudian menjadi dekat dan bersahabat.
Sesungguhnya Ahmad Soekarno telah mendekatkan kami. Hari ini juga demikian.
Negara-negara kita membutuhkan persatuan.
Hari ini semua negara
Islam tanpa terkecuali sedang menjadi incaran konspirasi dan keserakahan, di saat
sesungguhnya kita memiliki kekuatan [yaitu persatuan].